Sebagai umat Muhammad SAW, muslim pasti tahu bahwa perintah membaca adalah hal pertama yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada beliau. Tak hanya sebagai tanda diangkatnya beliau sebagai nabi dan rosul, perintah membaca adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh manusia sebelum kesadaran bertuhan mengakar di dada dan terucap lisan dalam wujud syahadatain
Tersebab kesadaran pentingnya membaca, Santri Ponpes As-Syifa Sagalaherang menjadikan literasi sebagai program wajib bagi guru dan murid. Awal semester ini, bagian kurikulum sekolah menargetkan sedikitnya ada dua guru membuat resume buku setiap bulan dan menargetkan lima murid menulis cerita pendek.
Karena manusia adalah makhluk yang suka jika diberi hadiah dan penghargaan, program literasi menjanjikan voucher buku dengan nilai bervariasi bagi guru dan murid yang menulis.
Tepat sehari sebelum kunjungan edukasi ke Islamic Book Fair yang diselenggarakan di JCC 04 Agustus 2022, yang bertanggung jawab atas program ini kaget. Pasalnya, murid yang menyerahkan cerita pendek melebihi target, begitu juga guru yang menulis untuk website. Kaget yang bercampur kesyukuran, karena murid-murid berlomba-lomba untuk menulis.
Selain bagian kurikulum, bagian kepengasuhan juga memberikan reward untuk santri yang istiqomah menjaga point kebaikannya berupa voucher pembelian buku.
Diharapkan, hadiah berupa voucher buku ini tidak hanya menjadi sekadar kesenangan ketika mendapatkan hadiah, tapi juga menjadi motivasi untuk istiqomah dalam kebaikan dan mencintai dunia literasi.
Harapan agar mereka menjadi insan yang beradab dan berwawasan luas dengan mencintai membaca dan menulis mungkin menjadi harapan yang terlalu tinggi di era ketika dunia informasi digital tumbuh dengan pesat. Karenanya, pendampingan dan memilihkan buku yang bergizi untuk mereka amatlah penting.
Di IBF kali ini, Santri Ponpes As-Syifa Sagalaherang sengaja membeli buku-buku tentang peradaban dan sejarah Islam dari masa kejayaannya di zaman Rosulullah SAW. Berharap, kiranya perjalanan sejarah menjadi pintu dan lentera bagi masyarakat sekolah untuk menjadi pelaku sejarah yang beradab dan berakhlak karimah, tidak hanya menjadi penikmat dan pemerhati sejarah saja
Leave a Comment